Thursday, February 23, 2012

Solat para sahabat Nabi SAW.

Mujahid , menceritakan tentang sholat Abu Bakar dan Abdullah bin Zubair, ” jika mereka telah berdiri tegak untuk sholat, mereka laksana kayu yang terpaku di bumi.” Mereka tidak bergerak sedikit pun selain gerakan sholat.
 Menurut alim ulama, Ibnu Zubair mempelajari sholat dari Abu Bakar r.a., dan Abu Bakar r.a. mempelajarinya langsung dari Nabi Muhammad SAW.
Tsabit berkata, “Jika Abdullah bin Zubair berdiri sholat, ia laksana kayu yang ditanamkan ke bumi" Seseorang berkata “Demikian lama Ibnu Zubair sujud tanpa gerak sedikit pun,sehingga burung-burung hinggap tenang di atas punggungnya. Ia pernah ruku’ demikian lama dari awal malam hingga Subuh tiba. Kadangkala ia menghabiskan malamnya hanya dengan sujud.”
Pernah Ibnu Zubair sholat di masjid dalam suatu pertempuran. Tiba-tiba salah satu dinding masjid roboh dan sebahagian bongkah dinding itu melayang di antara janggut dan lehernya. Namun ia tidak goyah dan tidak memendekkan ruku’ serta sujudnya.
Pada waktu yang lain, ketika ia sedang sholat, Hasyim, anaknya, tidur disisinya. Tiba-tiba seekor ular terjatuh dari atap dan membelit anaknya. Anak itu menjerit, sehingga seisi rumah panik dan berlarian kearahnya. Akhirnya, mereka berhasil membunuh ular itu, tetapi Ibnu Zubair. tetap tenang dalam sholatnya. Setelah salam ia bertanya, ” tampaknya ada kekecohan, apakah yang telah terjadi?” Jawab isterinya, “Semoga Allah merahmatimu. Anak ini hampir mati dan engkau tidak mengetahuinya.” Balasnya, “Celakalah aku, jika memalingkan perhatian dari sholat, bagaimana jadinya sholatku?” .

Ketika Umar bin Khattab. ditikam yang menyebabkan ia wafat, darah terus mengalir dari lukanya sehingga ia sering tidak sedarkan diri. Walaupun demikian keadaannya, jika dikatakan kepadanya bahwa waktu sholat telah tiba, ia segera mengerjakannya dalam keadaan seperti itu, ia berkata, ” Tidak ada bagian dalam Islam bagi orang yang meninggalkan sholat.”

Utsman bin Affan sering sholat sepanjang malam dan mengkhatamkan Al-Qur’an hanya dalam satu raka’at. (Muntakhab).

Sedangkan kebiasaan Ali , jika tiba waktu sholat, tubuhnya akan menggetar dan wajahnya memucat. Seseorang bertanya, “Mengapa keadaanmu seperti ini?” jawabnya,” Telah tiba saatnya bagiku untuk menunaikan amanat yang diberikan Allah SWT kepadaku, yang enggan diterima oleh langit, bumi dan gunung.”

Seseorang bertanya kepada Khalaf bin Ayyub., “Apakah lalat-lalat tidak mengganggumu ketika sholat?” jawabnya, ” Lalu bagaimana dengan diriku, jika aku berdiri di hadapan Rabbku lalu aku terganggu hanya kerana lalat?”

Ketika akan sholat, Muslim bin Yasar berkata kepada keluarganya, “Teruskanlah pembicaraan kalian, aku tidak akan tahu apa yang kalian bicarakan. ” Suatu ketika, ia sholat di Masjid Jami’ Bashrah. Tiba-tiba, sebahagian tembok masjid runtuh. Keadaan jadi kecoh dan ramai yang berkumpul di sana, tetapi beliau tidak mengetahui apapun yang terjadi.

Hatim Asham ditanya tentang bagaimana ia sholat. Ia menjawab, “jika waktu sholat tiba, setelah berwudhu’ aku berjalan te tempat sholat. Lalu Aku duduk sejenak hingga seluruh tubuhku tenang. Kemudian aku berdiri memulakan sholat. Saat itu kubayangkan Ka’bah berada di depanku, dan kakiku seolah-olah berada di atas Shiratalmustaqim, syurga di sebelah kananku, dan neraka di sebelah kiriku, dan terbayang malaikat pencabut nyawa berada di belakangku. Aku merasa inilah sholatku yang terakhir. Kemudian aku berusaha mengerjakan sholat dengan khusyu’ dan khudhu’. dan aku berada di antara dua perasaan, yaitu takut dan harap, apakah sholatku ini diterima atau tidak.” (Ihya’)